Tadi pagi ketika mengajar Syarah Tatris Sahih Muslim di Masjid Nabawi, Syekh Abdur Razzaq Al Badr membacakan firman Allah ta'ala:


أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ


"Bukankah Aku telah memanjangkan usia kalian dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? (Surah Faathir: 37).


Lalu beliau membacakan Hadith Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam:


أَعْذَرَ اللَّهُ إِلَى امْرِئٍ أَخَّرَ أَجَلَهُ حَتَّى بَلَّغَهُ سِتِّينَ سَنَةً


Allah memberi uuzur kepada seseorang yang Dia lambatkan ajalnya sehingga usianya 60 tahun. (HR. Bukhari).


Syekh membawakan kisah ulama' tabi'in Fudhail bin Iyadh ketika bertemu dengan seseorang yang sudah tua tapi masih suka bermaksiat.


“Berapa umur kamu?” Tanya Fudhail.


“60 tahun.” Jawabnya.


“Selama 60 tahun engkau berjalan menuju Tuhanmu, dan sebentar lagi engkau akan sampai kepada-Nya.”


“Innaa Lillahi Wa Innaa Ilaihi raji’uun.” Orang itu mengucapkan kalimah istirja' menyesali perbuatannya. 


“Adakah engkau faham makna kalimat itu?” Tanya Fudhail lagi. 


“Mohon terangkan tafsirnya?” Orang itu malah balik bertanya.


“Engkau mengatakan kita milik Allah, maknanya kita adalah hamba Allah dan kita akan kembali kepada Allah. Siapa yang yakin bahwa dia hamba Allah dan dia akan kembali kepada-Nya, seharusnya dia menyedari bahwa dirinya akan berdiri di hadapan Allah, dan barang siapa yang meyakini hal ini, dia harus sedar bahwa dia akan ditanya dan dia harus menyiapkan jawapannya.”


“Lalu bagaimana jalan keluarnya?” tanya orang itu.


“Caranya mudah.” Jawab Fudhail dengan sebuah kalimah:


تُحْسِنُ فِيمَا بَقِيَ يُغْفَرُ لَكَ مَا مَضَى وَمَا بَقِيَ , فَإِنَّكَ إِنْ أَسَأْتَ فِيمَا بَقِيَ أُخِذْتَ بِمَا مَضَى وَمَا بَقِيَ


Berbuat baiklah di sisa usiamu, dengan itu akan diampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Kerana jika engkau masih rajin bermaksiat di sisa usiamu maka kamu akan dihukum karena dosamu yang telah lalu dan dosamu yang akan datang.


Masjid Nabawi, 11 Jumadal Ula 1444 H.

Fb. Muhammad Luthfi Mohammad Masruh

Post a Comment

Previous Post Next Post